Senin, 30 Juli 2018

Osi Layer


OSI LAYER
3.1. Definisi OSI  Layer
OSI (Open Systems Interconnection) diciptakan oleh International Organization for Standardization (ISO) yang menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana proses komunikasi data berinteraksi melalui jaringan. Standard ini dikembangkan untuk industri komputer agar komputer dapat berkomunikasi pada jaringan yang berbeda secara efisien.  OSI (Open System Interconnection) model (ISO 7498) mendifinisikan 7 layer model dari komunikasi data.

3.1.1. Layer Pada OSI
OSI model terdiri dari 7 layer. Dimana bagian atas dari layernya (layer 7,6,dan 5) difokuskan untuk bentuk pelayanan dari suatu aplikasi. Sedangkan untuk layer bagian bawahnya (layer 4, 3, 2 dan 1) berorientasikan tentang aliran data dari ujung satu ke ujung yang lainnya.

Secara fungsional 7 layer OSI dibagi menjadi dua bagian yaitu upper layers dan lower layers.
1.     Upper layers, segala sesuatu yang berkaitan dengan user interface, data formatting, dan communication session, lebih tepatnya banyak berkaitan dengan aplikasi (software). Yang termasuk dalam Upper Layers yaitu Application Layer, Presentation Layer, dan Session Layer.
2.     Lower layer, Segala sesuatu yang berkaitan dengan Network atau jaringan, data flow atau bagaimana data mengalir. Bagian dari Lower Layers yaitu Physical Layer, Data Link Layer, Network Layer, dan Transport Layer.

Tujuh dari model OSI mendifinisikan interface antara software-software yang berkomunikasi dan aplikasi yang memerlukan untuk berkomunikasi keluar dari komputer dimana aplikasi tersebut berada. Layer Application OSI memiliki fungsi-fungsi:
1.      Mendukung file transfer.
2.      Kemampuan untuk melakukan.
3.      Pencetakan (print) pada jaringan.
4.      Surat elektronik (email).
5.      Pengiriman pesan elektronik (electronic messaging).
6.      Melakukan browsing pada World Wide Web.
Penggunaan dan pemahaman yang baik terhadap OSI Layer dalam kaitannya dengan konsep jaringan memberikan keuntungan sebagai berikut:
1.      Memberikan pemahaman bersama dan referensi umum tentang networking kepada para professional di bidang networking.
2.      Membagi tugas pada masing-masing layer.
3.      Memungkinkan spesialisasi yang berbeda pada masing-masing layer.
4.      Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam troubleshoot masalah.
5.      Meningkatkan standar interoperabilitas antara jaringan dan perangkat.
6.      Menyediakan modularitas dalam fitur jaringan (pengambang dan perubahan pada sebuah layer tidak mempengaruhi layer lainnya). 
Namun OSI layer juga tidak lepas dari kekurangan, berikut adalah kekurangan dari OSI model:
1.      Lapisan OSI bersifat teoritis dan tidak benar-benar melakukan fungsiyang sebenarnya.
2.      Implementasi dalam dunia industri jaringan memiliki hubungan yang sama persis dengan lapisan pada OSI Layer.
3.      Protokol yang berbeda dalam stack melakukan fungsi yang berbeda yang membantu mengirim atau menerima pesan keseluruhan.
4.      Protokol yang berbeda-beda fungsinya pada tiap lapisan dapatmengirimkan atau menerima pesan.
5.      Perubahan pada suatu protokol tidak bersifat menyeluruh ke semua bagian.
3.2. Packet Header
Pada ulasan ini sekarang kita akan mencoba membongkar sebuah data. Apa isi sebiah data
sehingga data tersebut bisa di transmisikan. ketika kita analogikan mengirim data di
internet itu seperti mengirim POS, bisa dikatakan data adalah isi surat tersebut,
kemudian paket header adalah amplop, perangko, alamat, dan kelengkapan lainnya.
Paket header ini memberikan beberapa informasi tambahan. Jika kita bedah sebuah

18
paket data yang ditrasnmisikan menggunakan ipv4, maka isi dari paket data tersebut
bisa kita lihat seperti gambar berikut :

Gambar 3.2. Paket Header

• IPVer : Menyimpan informasi versi IP yang
digunakan (IPv4 atau IPv6).
• IHL (IP Header Leght) : Informasi panjang keseluruhan header
paket data. Minimum panjang IP header adalah 20 bits, dan maximum
panjang adalah 24 bits.
• TOS : Adalah sebuah field dalam header IPv4
yang memiliki panjang 8 bit dan digunakan untuk menandakan jenis
Quality of Service (QoS) yang digunakan oleh datagram yang
bersangkutan untuk disampaikan ke router-router internetwork.
Implementasi TOS ini biasanya saat kita melakukan limitasi HIT di web
proxy mikrotik atau service VOIP.
• 16 Bit Total Length : Isian 16 bits ini memberikan informasi
ukuran keseluruhan paket(fragment)termasuk header dan data.
Informasi ditampilkan dalam format bytes

19
• 16 Bit Identification, Fragment Offset Flag/Length : Pada saat ip
packet berjalan di internet, paket ini mungkin akan melewati beberapa
router yang tidak bisa menghandle ukuran packet, misalnya nilai
Maximum transmission unit (MTU) yang dimilikinya lebih kecil
dibandingkan ukuran datagram IP, maka paket akan di pecah atau di
fragmentasi menjadi paket - paket yang lebih kecil untuk kemudian
akan disusun kembali setelahnya. Parameter ini yang akan digunakan
untuk fragmentasi dan penyusunan kembali.
• TTL : Ada kemungkinan sebuah IP packet
berjalan tanpa tujuan di jaringan Internet. Contoh kasus misalnya
adanya kesalahan routing atau routing loop. Agar paket ini tidak
berputar-putar di jaringan internet selamanya, nilai TTL ini akan
dikurangi setiap kali paket data melewati router. Ketika nilai TTL
sebuah paket data sudah habis atau memiliki nilai 0, maka paket tersebut
akan di drop atau dibuang.
• Protocol : Berisi informasi protokol apa yang
digunakan untuk melakukan transmisi data.
• 16 Bit Header Checksum : informasi nilai yang dihitung
berdasarkan kalkulasi content IP header. Digunakan untuk menentukan
apakah ada error pada saat dilakukannya transmissi data.
• 32 Bit Source IP Address : 32 bits informasi sumber IP paket data.
• 32 Bit Destination IP Address : 32 bits informasi IP yang dituju paket
data.
• Options (if any) : Parameter ini termasuk jarang
digunakan, memiliki panjang yang bervariasi, dari 0 sampai kelipatan
32 bits. Parameter ini bisa digunakan untuk menyimpan sebuah nilai
untuk opsi security, Record Route, Time Stamp, dll.
• Data : Berisi data yang ditransmisikan.
Referensi



Tidak ada komentar:

Posting Komentar